Pertama-tama gue
mau ngucapin terimakasih kepada Allah swt. karena telah membukakan mata gue dan
teman-teman gue untuk melihat apa yang sudah terjadi dan menjadikan kejadian
itu sebagai pelajaran yang sangat berharga.
Gue ga tau harus
gimana ngungkapinnya. Kesel, sedih, marah, bangga, putus asa, merasa sangat
bodoh, pokoknya macem-macem.
Semuanya ini
tentang kompetisi cover dance KPOP yang baru aja gue ikuti. Dari awal mulai
registrasi gue udah curiga ada yang ga beres. Di meja registrasi, gue ketemu
sama manajer dari sebuah grup cover dance terkenal, Cowok-Cowok Generasi
(yakali cowok). Dia juga ternyata mau ngedaftarin dance grup untuk ikut
kompetisi yang sama. Anehnya, dia bukan ngedaftarin Cowok-Cowok Generasi, tapi
grup DC yang lain, yaitu Sembilan Generasi. Gue sih mikir mungkin dia juga
memanajeri beberapa grup kali yah. Pas di meja pendaftaran, dia sempet bicara
ke gue tentang ruang ganti/ruang tunggu peserta kompetisi. Nah loh, why did he
act like he’s one of the committee? Oh, mungkin dia emang udah tau duluan
tempatnya karena kelompoknya udah datang duluan. Nah, pas gue sama temen2 gue
pergi ke ruang teknis audio buat setor dan check sound, gue ketemu lagi sama
dia, tapi anehnya lagi, dia di situ ga sebatas nyerahin audio ke panitia, tapi
dia ikut ngontrol audio system yang ada di situ. Ni orang apa sih? Kok ngeksis
mulu ya buat nimbrung kerjaan panitia?
Tiba saatnya
gladiresik, dan saat iu juga tersebutlah daftar peserta kompetisi yang
sebelumnya ga dipublish. Dan taraaaam, Cowok-Cowok Generasi juga ternyata ikut
jadi peserta. Gue kira mereka udah ga mau maen di level kompetisi, secara
mereka kan namanya udah segede-gede, hmmm, ya segede namanya mereka sendiri
karena udah sering jadi guess star (Yakali STAR). Dan begonya gue, gue ga
begitu nyadar kalo pas gladiresik, yang ngecek daftar hadir peserta adalah si
orang tadi, manajer dari Cowok-Cowok Generasi (sekali lagi: Yakali cowok). Oke,
kayanya dia emang salah satu panitia di acara ini. Tapi agak ganjal sebenarnya
jika peserta punya hubungan dengan panitia dalam suatu kompetisi. Sedikit
banyak pasti ada lah subjektivitasnya. Yaudalayah, yang penting gue sama
temen-temen perform sebagaimana harusnya perform.
Sekarang tiba
saatnya tampil. Deg-degan, coy…
Tapi lebih deg-degan lagi ketika gue liat manajer Cowok-Cowok Generasi duduk di
kursi juri. KURSI JURI, pembaca!!! JURI! JURI! Oke, yang ada di pikiran gue
adalah, he must be able to be objective. Walaupun sebenernya susah sih untuk
berpikir seperti itu. Bawaannya suuzon aja loh guenya.Cowok-Cowok Generasi jadi
salah satu peserta kompetisi dan juri dari kompetisi itu adalah manajer mereka.
MANAJER MEREKA!
Ini sih tinggal
berdoa aja, bukan berdoa untuk diberi kemenangan, tapi berdoa diberi ketabahan
dan mampu melapangkan hati, dan terhindar dari penyakit hati seandainya
Cowok-Cowok Generasi itu jadi pemenangnya.
Mulai dari itu
perasaan gue dan temen-temen gue udah ga enak mulu bawaannya. Yaudahlah, kalo
emang kami ga menang, kami ikhlas, A-SAL-KAN pemenangnya yang emang bagus2,
karena emang banyak juga yg performnya keren pake banget.
Jeng-jeng!
Saatnya pengumuman. Juara 3 jatuh pada Cium Huruf A. Walaupun mereka masih satu
dibawah naungan entertain yang sama dengan juri, eh, manajer Cowok-Cowok
Generasi, gue ga suuzon, since they are deserved to be one of the winners. Nah,
sekarang, juara 2. Guess what? Yang jadi juara 2 adalah Sembilan Generasi yang
tadi daftarnya didaftarin sama si juri, eh, manajer Cowok-Cowok Generasi juga.
Mereka bagus sih, tapi flat aja gitu. Padahal yah, ada yang lebih bagus dari
mereka. Oh, mungkin yang lebih bagus yang gue maksud itu bakal jadi juara 1
kali ya. Yodah, sekarang pengumuman juara 1. Cowok-Cowok Generasi. Innalillah!
Kesimpulannya
apa? Kamu tarik sendiri deh.
No comments:
Post a Comment